

Treasure NFT merupakan contoh nyata platform yang memanfaatkan popularitas NFT untuk menjalankan model bisnis yang tidak transparan. Platform ini beroperasi utamanya melalui sistem penghasilan berbasis referral, yang menimbulkan tanda bahaya besar bagi calon pengguna. Memahami cara kerja dan konsekuensi dari platform seperti ini sangat penting agar terhindar dari kerugian finansial dan masalah etika.
Treasure NFT adalah platform yang mengklaim menawarkan peluang berkaitan dengan NFT, namun metode utamanya adalah sistem penghasilan berbasis referral. Berbeda dengan platform NFT legal yang memfasilitasi jual beli aset digital secara nyata, Treasure NFT justru menitikberatkan pada perekrutan anggota baru melalui program referral. Platform ini mengklaim memberikan peluang penghasilan terkait NFT, namun mekanismenya sangat bergantung pada rekrutmen pengguna, bukan pada aktivitas pembuatan, kepemilikan, atau perdagangan NFT yang sesungguhnya.
Pada intinya, Treasure NFT memanfaatkan popularitas dan istilah NFT sebagai kedok untuk menarik peserta ke dalam struktur referral. Memahami esensi Treasure NFT—bahwa ia adalah platform yang berfokus pada perekrutan, bukan marketplace NFT yang sebenarnya—sangat penting bagi siapa pun yang mempertimbangkan untuk bergabung dengan skema ini.
Masalah utama pada Treasure NFT terletak pada struktur operasionalnya yang menunjukkan seluruh ciri skema penipuan. Platform ini tidak menawarkan produk nyata atau proposisi nilai yang menjadi ciri marketplace NFT legal. Sementara platform NFT asli memfasilitasi transaksi aset digital yang memiliki nilai dan hak kepemilikan, Treasure NFT hanya fokus pada perekrutan anggota baru melalui referral.
Model bisnis ini secara fundamental tidak berkelanjutan karena sepenuhnya menggantungkan diri pada rekrutmen peserta baru secara terus-menerus. Pada bisnis yang sah, pendapatan dihasilkan dari produk atau jasa yang memberikan nilai bagi pelanggan. Namun, Treasure NFT berjalan sebagai skema Ponzi atau piramida, di mana dana dari anggota baru digunakan untuk membayar peserta lama. Hal ini menyebabkan kehancuran sistem menjadi keniscayaan—begitu rekrutmen melambat atau terhenti, seluruh sistem kolaps dan mayoritas pengguna mengalami kerugian finansial besar.
Risiko kolaps sangat tinggi dan tidak sekadar teoretis, melainkan pasti terjadi. Kasus-kasus serupa menunjukkan bahwa ketika rantai perekrutan putus, platform biasanya langsung tutup, operatornya menghilang membawa dana yang tersisa. Pengguna pun kehilangan akun dan tidak ada jalan pemulihan. Selain itu, platform semacam ini sering menjanjikan penghasilan mudah sekaligus menyembunyikan risiko besar, menjerat individu yang mencari pemasukan pasif.
Dari perspektif keuangan Islam, Treasure NFT melanggar banyak prinsip dasar praktik bisnis yang etis. Konsep Riba, yakni pelarangan penghasilan dari bunga atau keuntungan yang menipu, sangat relevan. Keuangan syariah mensyaratkan bahwa kekayaan harus dihasilkan dari aktivitas bisnis legal yang memberi nilai nyata. Model penghasilan Treasure NFT tanpa kontribusi produk atau jasa riil bertentangan dengan prinsip tersebut.
Unsur Gharar—ketidakpastian dan penipuan—sangat menonjol pada operasi Treasure NFT. Pengguna sengaja diarahkan untuk percaya bahwa mereka berinvestasi pada peluang NFT yang legal, padahal mereka dimasukkan dalam skema referral tanpa nilai aset dasar. Penipuan ini melanggar prinsip transparansi dan kejujuran dalam bisnis menurut Islam.
Selain itu, platform ini menggunakan prinsip yang mirip dengan Maysir (perjudian), yang jelas dilarang dalam Islam. Peserta menginvestasikan uang dengan harapan peserta berikutnya akan memberikan keuntungan, menciptakan sistem spekulatif yang menyerupai taruhan, bukan investasi riil. Hasilnya bergantung pada keberuntungan dan partisipasi orang lain, bukan aktivitas ekonomi produktif.
Yang paling mengkhawatirkan secara etika adalah eksploitasi yang melekat pada skema seperti ini. Mereka memanfaatkan kepercayaan dan harapan finansial, sering kali mendorong peserta merekrut keluarga dan teman ke sistem penipuan. Hal ini menimbulkan lingkaran kerugian dalam komunitas dan merusak hubungan sosial, yang bertentangan dengan nilai Islam dalam melindungi dari bahaya dan menyejahterakan masyarakat.
Treasure NFT adalah contoh skema penipuan finansial sekaligus kegiatan yang secara agama dilarang (haram) karena struktur referral-nya yang menipu dan tidak memiliki dasar bisnis nyata. Memahami esensi Treasure NFT—sebuah skema yang berfokus pada perekrutan, bukan platform NFT legal—esensial untuk melindungi diri dari kerugian. Platform ini tidak menyediakan produk, layanan, atau nilai riil, melainkan hanya bertumpu pada model piramida yang pasti membawa kerugian bagi mayoritas peserta. Bagi Anda yang mencari peluang penghasilan online yang sah, tersedia banyak alternatif etis—mulai dari proyek NFT asli yang benar-benar menciptakan dan memperdagangkan aset digital di marketplace terkemuka, layanan freelance yang memberikan nilai nyata, hingga instrumen investasi syariah yang transparan dan etis. Kunci utama perlindungan adalah melakukan verifikasi menyeluruh, memahami sumber penghasilan, dan memastikan setiap peluang bisnis sejalan dengan prinsip keuangan sehat dan nilai etika pribadi.
Nilai $1,00 NFT sekitar $0,0012 USD pada Desember 2025. Harga NFT sangat fluktuatif tergantung permintaan pasar, kelangkaan, dan utilitas. Nilai aktual sangat bergantung pada proyek NFT tertentu dan kondisi pasar saat ini.
NFT menjadi treasure jika didapatkan melalui pencapaian dalam game, menggabungkan hadiah permainan dan kepemilikan blockchain. Treasure NFT menawarkan kelangkaan, utilitas, dan manfaat dalam ekosistem game tertentu, menjadikan prestasi pemain sebagai aset digital bernilai.
Nilai Treasure NFT didasarkan pada kelangkaan, utilitas di ekosistem game, tingkat kesulitan quest, dan volume perdagangan di pasar sekunder. NFT yang langka dan memiliki utilitas tinggi dihargai premium, sementara permintaan komunitas dan kelangkaan mendorong nilai meningkat signifikan.










