

Pada akhir 2025, pasar token PLEB menunjukkan sentimen bearish yang menonjol, tercermin dari penurunan harga yang signifikan. Analisis pasar mencatat penurunan tajam sebesar 37,20% dalam 30 hari terakhir, didorong utamanya oleh rangkaian berita negatif yang melemahkan kepercayaan investor. Tren ini menunjukkan kekhawatiran mendalam pasar terhadap fundamental dan utilitas token di ekosistem Base.
Indikator pasar terkini memperlihatkan situasi yang mengkhawatirkan bagi pemegang PLEB. Nilai RSI pada time frame mingguan berada di 0,00, menandakan kondisi sangat oversold dan kemungkinan tekanan turun akan berlanjut. Proyeksi analis memperkirakan penurunan lanjutan sebesar 25,08% hingga 27 Desember 2025, dengan potensi harga sekitar $0,000043 per token.
| Timeframe | Kinerja Harga | Status RSI |
|---|---|---|
| 30 Hari | -37,20% turun | Bearish |
| Proyeksi (hingga 27 Des) | -25,08% diproyeksikan | Oversold |
| Volume Perdagangan (24 jam) | $47.986,34 | Moderat |
Kapitalisasi pasar token ini menyusut drastis, sementara dinamika suplai beredar belum mampu memberikan dukungan optimal. Volume perdagangan masih terbatas sekitar $47.986 dalam 24 jam, menandakan likuiditas rendah dan partisipasi pasar yang semakin sempit. Data ini secara keseluruhan memperlihatkan bahwa baik investor institusi maupun ritel telah secara tajam mengurangi eksposur pada PLEB, mencerminkan menurunnya keyakinan terhadap potensi pemulihan aset tersebut dalam waktu dekat.
Menyimpan PLEB atau mata uang kripto lain di bursa terpusat seperti Gate dan Bitget menimbulkan risiko kustodian tinggi yang berbeda mendasar dibanding pengelolaan wallet mandiri. Platform tersebut bertindak sebagai kustodian, sehingga pengguna menyerahkan kendali private key pada bursa, menciptakan risiko counterparty signifikan.
| Faktor Keamanan | Bursa Terpusat | Wallet Mandiri |
|---|---|---|
| Kendali Private Key | Bursa memegang key | Pengguna memegang key |
| Risiko Peretasan | Sasaran bernilai tinggi | Bergantung smart contract |
| Disrupsi Regulasi | Akses dapat diblokir | Tidak ada intervensi pihak ketiga |
| Dampak Downtime | Perdagangan terhenti | Kendali penuh aset tetap |
Pola kustodian ini membuka banyak celah keamanan. Pelanggaran keamanan memberi risiko langsung, di mana sejarah membuktikan bursa terpusat menjadi sasaran utama serangan siber. Pengguna tidak memperoleh transparansi terkait cadangan dan praktik keamanan, meski ada upaya seperti Proof of Reserves untuk mengembalikan kepercayaan.
Risiko semakin tinggi akibat perubahan regulasi. Tindakan pemerintah dapat membatasi atau membekukan akses pengguna tanpa memandang kualitas keamanan platform. Insolvensi atau kegagalan operasional bursa juga meningkatkan eksposur yang tidak bisa dihindari hanya dengan memilih platform tertentu.
Untuk mengurangi ketergantungan kustodian, investor sebaiknya hanya menyimpan dana likuid untuk trading di bursa dan menempatkan PLEB jangka panjang pada wallet non-kustodial yang dikelola sendiri. Cara ini menurunkan risiko terkait bursa dan tetap memberikan kendali langsung atas aset melalui alternatif terdesentralisasi.
Pada 2025, token PLEB mengalami volatilitas pasar tajam, dengan fluktuasi harga hingga 343,75% dalam 24 jam—menunjukkan risiko tinggi di pasar kripto yang masih berkembang. Tim pengembang membatalkan rencana penyediaan likuiditas penting pada pertengahan November setelah menemukan potensi manipulasi harga dan risiko kerugian investor yang serius.
Akar masalah berasal dari struktur pasar PLEB dengan volume perdagangan sangat rendah sekitar $47.986 per hari, sementara total suplai mencapai 1 miliar token. Keterbatasan likuiditas ini membuat aktivitas perdagangan moderat saja bisa memicu lonjakan harga besar, sehingga investor ritel berisiko mengalami kerugian signifikan.
Pelaku pasar mengamati pembatalan inisiatif likuiditas—yang semula dipandang sebagai perlindungan—justru menyoroti kerentanan struktural mendalam. Konsentrasi perdagangan hanya pada lima pasangan pasar aktif memperbesar potensi manipulasi, karena aktivitas terkoordinasi dapat memengaruhi mekanisme harga secara tidak proporsional.
Pola volatilitas ini sejalan dengan kekhawatiran pasar mengenai konsentrasi suplai token dan dinamika spekulatif. Investor menghadapi risiko tinggi terhadap pembalikan harga tiba-tiba, khususnya di lingkungan likuiditas rendah di mana peluang keluar terbatas saat pasar tertekan. Kasus PLEB menunjukkan bahwa penundaan atau pembatalan langkah perlindungan dapat menandakan memburuknya kepercayaan pasar di antara para pemangku kepentingan proyek.











