
Grafik: https://www.gate.com/trade/BTC_USDT
Per 15 Desember 2025, Bitcoin diperdagangkan sekitar $89.500. Harga mengalami beberapa koreksi belakangan ini, tetapi sejumlah tokoh industri terkemuka tetap sangat optimis terhadap prospek jangka panjang Bitcoin. Misalnya, CEO Coinbase Brian Armstrong secara terbuka memprediksi Bitcoin dapat mencapai $1.000.000 sebelum tahun 2030, memicu perdebatan besar di pasar.
Target fantastis ini bukanlah pengecualian. Prediksi bullish serupa juga datang dari investor institusi, analis, dan hedge fund terkemuka. Meski harga saat ini masih jauh dari angka tersebut, kepercayaan investor terhadap Bitcoin sebagai “emas digital” tetap kokoh.
Namun, di balik antisipasi kenaikan harga, risiko yang lebih mendalam kini menjadi sorotan—yaitu ancaman komputasi kuantum terhadap keamanan kriptografi blockchain.
Keamanan Bitcoin bertumpu pada dua teknologi kriptografi utama:
Dua skema kriptografi ini saat ini dianggap tidak dapat ditembus oleh komputer klasik, sehingga melindungi kunci privat pengguna dan menjaga integritas transaksi.
Namun, komputer kuantum menggunakan “qubit” alih-alih “bit” tradisional. Dengan qubit, komputer kuantum dapat melakukan komputasi dalam superposisi, memproses banyak keadaan sekaligus. Secara teori, ini memberikan daya pemrosesan eksponensial dan memungkinkan algoritma seperti Shor’s algorithm untuk menembus protokol kriptografi saat ini.
Jika komputer kuantum skala besar benar-benar terwujud, upaya untuk menembus ECDSA bisa berkurang drastis, sehingga dompet Bitcoin dan bahkan sistem transaksi secara keseluruhan berisiko.
Pandangan industri tentang risiko kuantum sangat beragam dalam beberapa bulan terakhir:
Co-founder Solana, Anatoly Yakovenko, memperingatkan bahwa Bitcoin perlu bersiap menghadapi terobosan kuantum dalam sekitar lima tahun, jika tidak, perlindungan kriptografi saat ini bisa ditembus.
Di sisi lain, sejumlah pakar teknis—termasuk CTO Ledger—meyakini komputasi kuantum tidak akan menjadi ancaman kritis bagi Bitcoin dalam waktu dekat.
Beberapa penilaian teknis bahkan menunjukkan bahwa untuk menembus kriptografi Bitcoin, komputer kuantum harus memiliki jutaan qubit tahan kesalahan—teknologi yang masih sangat jauh dari kenyataan saat ini.
Singkatnya, meskipun serangan kuantum adalah kekhawatiran nyata, umumnya dianggap sebagai risiko jangka menengah hingga panjang. Apalagi, kode inti dan ekosistem Bitcoin belum sepenuhnya diperbarui untuk menghadapi ancaman semacam ini.
Kabar baiknya, tantangan keamanan kuantum dapat diatasi.
Komunitas kriptografi telah mengembangkan solusi Post-Quantum Cryptography, seperti algoritma tanda tangan tahan kuantum berbasis lattice cryptography atau tanda tangan berbasis hash.
Bila komunitas dan pengembang Bitcoin memutuskan untuk meng-upgrade protokol dan beralih ke algoritma tahan kuantum, jaringan dapat membangun pertahanan secara proaktif sebelum ancaman kuantum benar-benar terjadi.
Namun, upgrade besar-besaran ini adalah pekerjaan yang kompleks. Dibutuhkan koordinasi antara penambang, operator node, dan komunitas global—proses yang tidak bisa dilakukan secara instan.
Bagi investor, risiko kuantum bisa menjadi alasan untuk menjual, sekaligus dorongan untuk mencermati perkembangan teknologi dan upgrade jaringan.
Apakah Bitcoin bisa mencapai $1.000.000? Pasar penuh dengan prediksi berani—CEO Coinbase salah satu yang paling optimis—namun target seperti ini sebaiknya dihadapi dengan kehati-hatian.
Jika Bitcoin terus beroperasi dengan aman dan memperkuat perlindungan kriptografinya, aset ini akan tetap menarik bagi investor jangka panjang dan menjadi penyimpan nilai di sistem keuangan yang terus berkembang.
Kesimpulannya, pertanyaan “Apakah komputasi kuantum akan mengakhiri Bitcoin?” tidak memiliki jawaban sederhana. Komputasi kuantum memang menghadirkan risiko teoretis terhadap sistem kriptografi saat ini, tetapi ancaman nyata masih bertahun-tahun—bahkan mungkin beberapa dekade—lagi.
Jika komunitas Bitcoin menerapkan upgrade tahan kuantum lebih awal, serta momentum kenaikan harga dan modal institusi terus berlanjut, BTC tidak hanya akan bertahan—tetapi juga bisa berkembang pesat, didorong inovasi teknologi dan ekspektasi pasar yang terus tumbuh.





