RWA dan Keuangan Desentralisasi: Menginjeksi Gen Programmabilitas ke TradFi

Dengan peluncuran ETF spot Bitcoin dan gelombang tokenisasi yang muncul, kekuatan institusi yang diwakili oleh Wall Street sedang mempengaruhi dan mengubah arah pasar kripto secara mendalam. Pengaruh ini diperkirakan akan semakin kuat pada tahun 2025. Inovasi dan praktik institusi tradisional di bidang Web3 sedang menarik perhatian luas, dan orang-orang menantikan bagaimana lembaga keuangan terkemuka akan menyambut inovasi ini, serta bagaimana aset yang ditokenisasi, pembayaran on-chain, dan Keuangan Desentralisasi akan membentuk lanskap keuangan di masa depan.

Baru-baru ini, seorang ketua yayasan blockchain saat membahas RWA (aset dunia nyata) menunjukkan bahwa meskipun sebagian besar RWA memiliki nilai, tetapi karena kurangnya transaksi, tidak ada harga yang jelas. Pandangan ini secara akurat menunjukkan masalah inti yang dihadapi dalam perkembangan RWA saat ini: meskipun RWA itu sendiri adalah aset yang memiliki nilai nyata, kurangnya skenario penggunaan di blockchain dan likuiditas yang berkelanjutan menyebabkan pemisahan antara nilai aset dan harga, sehingga sulit untuk mencapai peredaran bebas yang sebenarnya. Makna RWA tidak hanya terletak pada memindahkan aset "ke" blockchain, tetapi yang lebih penting adalah mengaktifkan likuiditasnya melalui pengaliran ke dalam blockchain, sehingga nilai aset berubah dari "terlihat di blockchain" menjadi "dapat digunakan di blockchain". Dalam proses ini, integrasi RWA dengan Keuangan Desentralisasi (DeFi) sangat penting.

Dilema RWA: "Efek Pulau" Aset di Rantai

Ketika kita berbicara tentang RWA, kita sering kali teringat pada beberapa ramalan yang tampaknya berlebihan: apartemen Manhattan dibagi menjadi bagian NFT, saham Tesla diubah menjadi token di blockchain. Saat ini, ramalan-ramalan ini secara bertahap menjadi kenyataan, semakin banyak aset fisik mulai berpindah ke blockchain. Menurut statistik, hingga 26 Maret, total kapitalisasi pasar sektor RWA (tidak termasuk stablecoin) telah mendekati 20 miliar dolar, tumbuh 25,4% sejak awal tahun, dan dibandingkan dengan periode yang sama di tahun 2024, telah mencapai kenaikan 109,27%, menunjukkan kinerja yang jelas lebih baik dibandingkan dengan sektor aset kripto lainnya.

Ang angka-angka mencolok ini mencerminkan pengakuan dan penerimaan pasar terhadap konsep RWA. Dalam sistem keuangan tradisional, lembaga keuangan biasanya memerlukan waktu berbulan-bulan untuk menyelesaikan penerbitan obligasi swasta, sedangkan penyelesaian emas di beberapa bursa emas juga memerlukan waktu penyelesaian 72 jam. Sebagai perbandingan, di blockchain, kami telah mampu memperpendek waktu untuk mengalihkan aset ke dalam rantai menjadi tingkat detik, dengan biaya transaksi hanya satu digit. Perbedaan besar dalam efisiensi ini menarik perhatian dan partisipasi semakin banyak lembaga keuangan tradisional. Seorang CEO dari perusahaan manajemen aset ternama dunia pernah menunjukkan bahwa ETF adalah langkah pertama dalam revolusi teknologi pasar keuangan, dan langkah selanjutnya adalah tokenisasi aset.

Namun, meskipun pasar RWA berpotensi menjadi pasar bernilai triliunan dolar berikutnya, jika inovasi hanya berhenti pada tingkat "pengalihan aset ke blockchain", RWA hanyalah memberikan produk keuangan tradisional sebuah lapisan teknologi blockchain, yang membuat potensi mereka tidak dapat sepenuhnya terealisasi. Mengambil obligasi tradisional sebagai contoh, meskipun tokenisasi dapat memungkinkan penyelesaian T+0, jika tidak ada kolam likuiditas, protokol pinjaman, atau pasar derivatif, token-token ini masih hanya mirip dengan "sertifikat elektronik" yang dikendalikan oleh lembaga terpusat. Seperti yang dikatakan oleh seorang ahli industri: "Keterbatasan utilitas RWA membatasi aliran aset berkualitas di blockchain."

Lebih penting lagi, dalam mendorong aset untuk diunggah ke blockchain, institusi keuangan tradisional biasanya harus melalui proses penyelesaian, kustodian, dan kepatuhan yang rumit. Meskipun proses ini memastikan keamanan aset, mereka juga sangat membatasi penyebaran dan perkembangan aplikasi tokenisasi. Beberapa platform tokenisasi yang dipimpin oleh institusi keuangan besar sering kali membangun kembali hak istimewa finansial melalui KYC yang ketat dan batasan akses. Misalnya, dana investasi blockchain dari perusahaan manajemen aset besar hanya terbuka untuk institusi dengan level juta dolar, dan apa yang disebut "demokratisasi" ini sering kali hanya slogan di kalangan elit, yang membuat investor biasa tidak dapat benar-benar mendapatkan manfaat.

Kekurangan RWA yang Didukung DeFi: Revolusi Inovasi yang Belum Selesai

Meskipun pandangan ini telah disebutkan berkali-kali, tetapi di tengah popularitas RWA yang terus meningkat, kita tetap perlu menekankan: perkembangan RWA harus terintegrasi dengan Keuangan Desentralisasi.

Meskipun lembaga keuangan TradFi mematuhi dan stabil dalam proses tokenisasi aset, keterbatasan geografis, masalah efisiensi, dan hambatan regulasi membuat aset yang ditokenisasi sulit untuk beredar secara global. Jika sepenuhnya bergantung pada lembaga keuangan TradFi, RWA hanya dapat diperdagangkan dalam lingkaran tertutup, dan modal global tidak dapat berpartisipasi secara luas. Tanpa dukungan Keuangan Desentralisasi, RWA juga tidak dapat membentuk sistem pasar yang benar-benar terbuka dan bebas, efisiensi perdagangan rendah, mekanisme penemuan harga tidak sempurna, dan akhirnya dapat bertransformasi menjadi "pulau aset" yang sepenuhnya baru.

Namun, kelebihan keterbukaan dan desentralisasi DeFi telah memberikan semangat baru untuk tokenisasi RWA. Mengambil contoh real estat, RWA pernah menjadi bidang yang paling dipertanyakan di pasar. Menghadapi sebuah gedung perkantoran senilai ratusan juta dolar, bagaimana cara untuk melibatkan investor biasa? Jawaban DeFi adalah dengan mengemas hipotek gedung tersebut menjadi NFT, dan membaginya menjadi token dengan tingkat risiko yang berbeda, lalu menghubungkannya ke kolam likuiditas. Dengan cara ini, investor biasa bisa membeli token "tingkat risiko rendah" seharga 50 dolar, dan berbagi pendapatan tetap dari sewa gedung perkantoran; sementara investor profesional dapat memanfaatkan token "tingkat risiko tinggi" untuk arbitrase dengan leverage.

Model "fragmentasi + kombinabilitas" ini memungkinkan nilai aset tunggal terpecah menjadi kombinasi hasil multidimensi bagi investor global. Melalui kolam likuiditas DeFi, token RWA tidak hanya dapat memberikan lebih banyak pilihan bagi investor, tetapi juga dapat meningkatkan likuiditas keseluruhan pasar, mendorong alokasi modal yang efisien.

Lebih penting lagi, penggabungan RWA dengan Keuangan Desentralisasi akan memberikan saluran pendapatan yang lebih stabil bagi pasar. Saat ini, imbal hasil obligasi AS sekitar 5%, sementara dengan menggunakan protokol pinjaman dalam DeFi, investor sering kali dapat memperoleh pengembalian yang lebih menarik. Dalam hal ini, RWA tidak hanya dapat menyediakan lebih banyak aset yang didukung secara nyata untuk ekosistem DeFi, tetapi juga mekanisme pencocokan dan likuidasi DeFi yang efisien dapat memberikan layanan pasar yang lebih efisien untuk RWA. Dengan demikian, DeFi tidak hanya memberikan saluran aliran dana untuk RWA, tetapi juga, melalui transparansi dan efisiensinya, membawa potensi pengembalian yang lebih tinggi bagi para investor. Ini akan menarik lebih banyak investor untuk memasuki pasar tokenisasi, dan lebih lanjut memperluas permintaan dan aplikasi RWA.

Sebaliknya, perkembangan DeFi juga tidak terlepas dari dukungan kuat RWA. Di masa lalu, pendapatan DeFi terutama bergantung pada kegiatan staking, pinjaman, dan perdagangan aset kripto yang sangat volatil, tetapi sering kali menghadapi masalah nyata seperti kurangnya likuiditas dan penurunan imbal hasil. Pengenalan aset RWA tidak hanya dapat membawa lebih banyak aset stabil yang memiliki dukungan nilai nyata ke ekosistem DeFi, tetapi juga dapat memberikan pengguna imbal hasil tanpa risiko yang stabil saat pasar lesu. Dibandingkan dengan aset yang sangat volatil, stabilitas ini adalah apa yang sangat dibutuhkan oleh platform DeFi untuk menarik dana institusional dan investor jangka panjang. Dengan dukungan stabilitas dan kepatuhan RWA, efisiensi tinggi dan keterbukaan yang khas dari DeFi diharapkan dapat terlepas lebih sepenuhnya di masa depan, menyambut periode kemakmuran berikutnya.

Penutup

Integrasi RWA dan DeFi pada dasarnya adalah menyuntikkan logika TradFi ke dalam gen Programmabilitas blockchain. Ketika sebuah gedung yang ditokenisasi dapat secara otomatis mengubah pendapatan sewa menjadi bunga simpanan yang ditokenisasi, ketika sebuah karya seni digital dapat dipecah menjadi seratus kolateral kolam pinjaman DeFi, keuangan tidak lagi menjadi permainan segelintir orang, tetapi menjadi protokol sumber terbuka untuk likuiditas global.

Revolusi ini tidak bertujuan untuk menggulingkan nilai emas, tetapi agar setiap orang dapat menjadi "pembuat pasar" bagi aset mereka sendiri. Seperti yang ditinggalkan oleh pendiri teknologi blockchain dalam blok genesis: "Menteri Keuangan berdiri di tepi putaran kedua penyelamatan bank"—lima belas tahun kemudian, RWA dan DeFi bekerja sama untuk menulis bab selanjutnya: "tokenisasi sedang menyentuh tepi untuk mereformasi TradFi."