Baru-baru ini, pasar aset kripto kembali mengalami fluktuasi dramatis. Sebuah token bernama DRB memicu guncangan pasar setelah terkait dengan model AI Grok milik Elon Musk. Menurut laporan, Grok dianggap sebagai penama token DRB dan disebut sebagai "token pertama yang diusulkan oleh AI", berita ini dengan cepat mendorong harga DRB melonjak sebesar 965%.
Namun, perayaan ini tidak berlangsung lama. Grok kemudian membantah terlibat dalam penerbitan Token tersebut, menyebabkan kenaikan DRB dengan cepat kembali ke 167%. Serangkaian peristiwa ini memicu diskusi dan kekhawatiran luas di pasar tentang keterlibatan AI dalam penerbitan aset kripto.
Perlu dicatat bahwa proses penerapan kontrak Token DRB sepenuhnya dilakukan oleh robot, tanpa jejak intervensi manusia. Cara penerbitan yang baru ini menarik perhatian tinggi dari lembaga pengatur. Beberapa ahli industri menyatakan bahwa jika AI mulai terlibat dalam seluruh proses penerbitan Token, itu bisa membawa tantangan yang belum pernah terjadi sebelumnya bagi sistem regulasi Aset Kripto yang ada.
Ini bukan pertama kalinya Musk mempengaruhi pasar Aset Kripto secara tidak langsung. Sebelumnya, beberapa pernyataan dan tindakan publiknya telah beberapa kali memicu fluktuasi harga Token terkait. Namun, kejadian kali ini untuk pertama kalinya melibatkan potensi aplikasi teknologi AI dalam penerbitan Token, yang membunyikan alarm untuk seluruh industri.
Dengan terus meresapnya teknologi AI di bidang keuangan, bagaimana mencapai keseimbangan antara mendorong inovasi dan melindungi kepentingan investor menjadi tantangan baru bagi regulator. Bagaimanapun, peristiwa ini tidak diragukan lagi menambah ketidakpastian baru di pasar Aset Kripto, serta memberikan arah pemikiran untuk pengembangan integrasi antara AI dan teknologi blockchain di masa depan.
Lihat Asli
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
8 Suka
Hadiah
8
7
Posting ulang
Bagikan
Komentar
0/400
FUD_Vaccinated
· 8jam yang lalu
Anjing dan kuda datang lagi untuk membuat masalah
Lihat AsliBalas0
fren.eth
· 15jam yang lalu
shitcoin Master jangan menghancurkan acara ya
Lihat AsliBalas0
P2ENotWorking
· 15jam yang lalu
Ini lagi jebakan Musk
Lihat AsliBalas0
NullWhisperer
· 15jam yang lalu
secara teknis... kontrak bot ini rentan terhadap serangan frontrunning smh
Baru-baru ini, pasar aset kripto kembali mengalami fluktuasi dramatis. Sebuah token bernama DRB memicu guncangan pasar setelah terkait dengan model AI Grok milik Elon Musk. Menurut laporan, Grok dianggap sebagai penama token DRB dan disebut sebagai "token pertama yang diusulkan oleh AI", berita ini dengan cepat mendorong harga DRB melonjak sebesar 965%.
Namun, perayaan ini tidak berlangsung lama. Grok kemudian membantah terlibat dalam penerbitan Token tersebut, menyebabkan kenaikan DRB dengan cepat kembali ke 167%. Serangkaian peristiwa ini memicu diskusi dan kekhawatiran luas di pasar tentang keterlibatan AI dalam penerbitan aset kripto.
Perlu dicatat bahwa proses penerapan kontrak Token DRB sepenuhnya dilakukan oleh robot, tanpa jejak intervensi manusia. Cara penerbitan yang baru ini menarik perhatian tinggi dari lembaga pengatur. Beberapa ahli industri menyatakan bahwa jika AI mulai terlibat dalam seluruh proses penerbitan Token, itu bisa membawa tantangan yang belum pernah terjadi sebelumnya bagi sistem regulasi Aset Kripto yang ada.
Ini bukan pertama kalinya Musk mempengaruhi pasar Aset Kripto secara tidak langsung. Sebelumnya, beberapa pernyataan dan tindakan publiknya telah beberapa kali memicu fluktuasi harga Token terkait. Namun, kejadian kali ini untuk pertama kalinya melibatkan potensi aplikasi teknologi AI dalam penerbitan Token, yang membunyikan alarm untuk seluruh industri.
Dengan terus meresapnya teknologi AI di bidang keuangan, bagaimana mencapai keseimbangan antara mendorong inovasi dan melindungi kepentingan investor menjadi tantangan baru bagi regulator. Bagaimanapun, peristiwa ini tidak diragukan lagi menambah ketidakpastian baru di pasar Aset Kripto, serta memberikan arah pemikiran untuk pengembangan integrasi antara AI dan teknologi blockchain di masa depan.