Segmen nasihat keuangan terbaru menjadi viral setelah membedah apa yang disebut pembawa acara sebagai 'sindrom kemiskinan wirausaha.' Studi kasusnya? Seorang berusia 26 tahun yang mengelola usaha kreatif - seperti karpet buatan tangan dan penataan rambut freelance - hanya menghasilkan sekitar $1.000 per bulan. Realitasnya cukup keras sehingga kembali ke rumah orang tua menjadi satu-satunya pilihan.
Angka-angkanya menggambarkan gambaran yang tajam. Banyak aliran pendapatan, tentu saja, tetapi ketika semuanya mengalir perlahan daripada mengalir deras, Anda bukanlah diversifikasi - Anda hanya sibuk menjadi miskin. Ini adalah ruang yang tidak nyaman di mana label 'wirausaha' menyembunyikan apa yang sebenarnya adalah underemployment yang dibalut dalam retorika budaya kerja keras.
Apa yang membuat ini beresonansi? Ini adalah jarak antara mimpi wirausaha yang dijual di media sosial dan kenyataan di rekening bank. Proyek passion tidak membayar sewa. Kebebasan kreatif tidak cukup untuk belanja kebutuhan pokok. Kadang-kadang langkah paling wirausaha adalah mengakui ketika model bisnis Anda bukanlah bisnis - melainkan hobi mahal.
Lihat Asli
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
11 Suka
Hadiah
11
6
Posting ulang
Bagikan
Komentar
0/400
WagmiOrRekt
· 9jam yang lalu
Memulai usaha yang miskin = Hobi mencukur wol sendiri
Lihat AsliBalas0
BetterLuckyThanSmart
· 9jam yang lalu
Kedatangan ke Jepang dapat diharapkan
Lihat AsliBalas0
RektButAlive
· 9jam yang lalu
Lokasi kebangkrutan benar-benar mendebarkan
Lihat AsliBalas0
ApeWithNoFear
· 9jam yang lalu
lmao berjuang != keberhasilan fr
Lihat AsliBalas0
DeFi_Dad_Jokes
· 9jam yang lalu
Ini menyentuh terlalu dekat dengan rumah, sejujurnya
Segmen nasihat keuangan terbaru menjadi viral setelah membedah apa yang disebut pembawa acara sebagai 'sindrom kemiskinan wirausaha.' Studi kasusnya? Seorang berusia 26 tahun yang mengelola usaha kreatif - seperti karpet buatan tangan dan penataan rambut freelance - hanya menghasilkan sekitar $1.000 per bulan. Realitasnya cukup keras sehingga kembali ke rumah orang tua menjadi satu-satunya pilihan.
Angka-angkanya menggambarkan gambaran yang tajam. Banyak aliran pendapatan, tentu saja, tetapi ketika semuanya mengalir perlahan daripada mengalir deras, Anda bukanlah diversifikasi - Anda hanya sibuk menjadi miskin. Ini adalah ruang yang tidak nyaman di mana label 'wirausaha' menyembunyikan apa yang sebenarnya adalah underemployment yang dibalut dalam retorika budaya kerja keras.
Apa yang membuat ini beresonansi? Ini adalah jarak antara mimpi wirausaha yang dijual di media sosial dan kenyataan di rekening bank. Proyek passion tidak membayar sewa. Kebebasan kreatif tidak cukup untuk belanja kebutuhan pokok. Kadang-kadang langkah paling wirausaha adalah mengakui ketika model bisnis Anda bukanlah bisnis - melainkan hobi mahal.