Harga emas saat ini agak mengguncang—pada bulan Oktober mencapai 4400 dolar AS dan mencetak rekor tertinggi, kemudian langsung turun menembus 4100 dolar AS, memberikan kombinasi serangan kepada para investor. Banyak orang sekarang bingung: Apakah membeli emas sekarang adalah buy the dip atau catch a falling knife?
Kebenaran Kenaikan Harga Emas
Kenaikan harga emas pada tahun 2024-2025 mencapai level tertinggi dalam hampir 30 tahun, melampaui tahun 2007 dan 2010, gelombang ini memang tidak mudah. Tiga pendorong utama di baliknya:
1. Kebijakan tarif Trump memicu arus perlindungan — Harapan tarif yang terus menerus mengganggu ritme pasar, dana mengalir ke emas
2. Ekspektasi Penurunan Suku Bunga Federal Reserve — Data ekonomi AS yang lemah, pasar bertaruh pada penurunan suku bunga, dan penurunan suku bunga riil menguntungkan emas. Singkatnya: semakin rendah suku bunga, semakin berharga emas yang tidak menghasilkan bunga.
3. Bank Sentral Global Menimbun Emas — Bank sentral di China, Eropa, dan negara lainnya telah membeli emas secara besar-besaran dalam dua tahun terakhir, dengan bank sentral global membeli bersih 123 ton emas di paruh pertama 2025. Semua negara ingin mengurangi ketergantungan pada dolar AS, sehingga emas menjadi primadona baru.
Ditambah dengan rendering media dan emosi FOMO di media sosial, aliran dana jangka pendek yang masuk tanpa memperhitungkan biaya menyebabkan lonjakan gila di awal.
Apakah harga masih akan naik di masa depan?
Morgan Stanley, Goldman Sachs, Bank of America dan lembaga lainnya masih bullish, hanya saja mereka percaya akan ada volatilitas dalam jangka pendek. Bank of America bahkan memprediksi harga emas dapat mencapai 6000 dolar tahun depan. Dalam jangka panjang, selama bank sentral terus menimbun emas, risiko geopolitik masih ada, dan suku bunga riil tetap rendah, emas akan memiliki dukungan.
Bagaimana cara beroperasi sekarang?
Trader jangka pendek — Banyak peluang saat volatilitas tinggi, tetapi harus bisa membaca analisis teknis dan kalender ekonomi, jangan mengejar harga tinggi secara buta.
Pemula ingin buy the dip — coba sedikit dulu, jangan semua diinvestasikan. Rata-rata volatilitas harga emas tahunan 19,4%, tidak lebih kecil dari saham.
Hold jangka panjang — bisa membeli, tetapi harus siap secara mental untuk menghadapi fluktuasi yang besar. Biaya transaksi emas fisik 5-20%, jangan beli terlalu banyak
Solusi Paling Aman — Alokasikan sebagian emas dalam portofolio untuk hedging, tetapi jangan menaruh semua telur dalam satu keranjang. Jika memiliki pengalaman, bisa melakukan posisi panjang sambil melakukan trading jangka pendek untuk meningkatkan keuntungan.
Ingat satu hal — siklus emas sangat panjang, mungkin perlu sepuluh tahun untuk melihat apresiasi, dan di tengah jalan mungkin juga terjun bebas. Sebelum berinvestasi, tanyakan pada diri sendiri: Apakah saya bisa menanggungnya?
Lihat Asli
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
Apakah masih bisa membeli emas? Memahami tren harga emas 2025 dalam satu artikel.
Harga emas saat ini agak mengguncang—pada bulan Oktober mencapai 4400 dolar AS dan mencetak rekor tertinggi, kemudian langsung turun menembus 4100 dolar AS, memberikan kombinasi serangan kepada para investor. Banyak orang sekarang bingung: Apakah membeli emas sekarang adalah buy the dip atau catch a falling knife?
Kebenaran Kenaikan Harga Emas
Kenaikan harga emas pada tahun 2024-2025 mencapai level tertinggi dalam hampir 30 tahun, melampaui tahun 2007 dan 2010, gelombang ini memang tidak mudah. Tiga pendorong utama di baliknya:
1. Kebijakan tarif Trump memicu arus perlindungan — Harapan tarif yang terus menerus mengganggu ritme pasar, dana mengalir ke emas
2. Ekspektasi Penurunan Suku Bunga Federal Reserve — Data ekonomi AS yang lemah, pasar bertaruh pada penurunan suku bunga, dan penurunan suku bunga riil menguntungkan emas. Singkatnya: semakin rendah suku bunga, semakin berharga emas yang tidak menghasilkan bunga.
3. Bank Sentral Global Menimbun Emas — Bank sentral di China, Eropa, dan negara lainnya telah membeli emas secara besar-besaran dalam dua tahun terakhir, dengan bank sentral global membeli bersih 123 ton emas di paruh pertama 2025. Semua negara ingin mengurangi ketergantungan pada dolar AS, sehingga emas menjadi primadona baru.
Ditambah dengan rendering media dan emosi FOMO di media sosial, aliran dana jangka pendek yang masuk tanpa memperhitungkan biaya menyebabkan lonjakan gila di awal.
Apakah harga masih akan naik di masa depan?
Morgan Stanley, Goldman Sachs, Bank of America dan lembaga lainnya masih bullish, hanya saja mereka percaya akan ada volatilitas dalam jangka pendek. Bank of America bahkan memprediksi harga emas dapat mencapai 6000 dolar tahun depan. Dalam jangka panjang, selama bank sentral terus menimbun emas, risiko geopolitik masih ada, dan suku bunga riil tetap rendah, emas akan memiliki dukungan.
Bagaimana cara beroperasi sekarang?
Trader jangka pendek — Banyak peluang saat volatilitas tinggi, tetapi harus bisa membaca analisis teknis dan kalender ekonomi, jangan mengejar harga tinggi secara buta.
Pemula ingin buy the dip — coba sedikit dulu, jangan semua diinvestasikan. Rata-rata volatilitas harga emas tahunan 19,4%, tidak lebih kecil dari saham.
Hold jangka panjang — bisa membeli, tetapi harus siap secara mental untuk menghadapi fluktuasi yang besar. Biaya transaksi emas fisik 5-20%, jangan beli terlalu banyak
Solusi Paling Aman — Alokasikan sebagian emas dalam portofolio untuk hedging, tetapi jangan menaruh semua telur dalam satu keranjang. Jika memiliki pengalaman, bisa melakukan posisi panjang sambil melakukan trading jangka pendek untuk meningkatkan keuntungan.
Ingat satu hal — siklus emas sangat panjang, mungkin perlu sepuluh tahun untuk melihat apresiasi, dan di tengah jalan mungkin juga terjun bebas. Sebelum berinvestasi, tanyakan pada diri sendiri: Apakah saya bisa menanggungnya?