Pernah dengar tentang “liquid staking”? Ini adalah versi upgrade dari staking PoS tradisional, tapi dia menyelesaikan satu masalah inti: koin kamu terkunci, nggak bisa dipakai dalam jangka pendek.
Masalahnya Apa? Keterbatasan Staking Tradisional
Tahun 2022, Ethereum selesai migrasi besar-besaran dari PoW ke PoS (The Merge), dalam sekejap staking jadi cara populer buat cari cuan—lebih dari $18Miliar dana masuk ke ekosistem ini. Tapi muncul masalah:
Self-staking butuh 32 ETH, kurang satu aja nggak bisa, dan selama terkunci kamu nggak bisa apa-apa. Kalau jaringan ada masalah, koinmu bisa otomatis kena penalti sampai 50%.
Staking di exchange memang lebih mudah, tapi kamu harus percaya ke institusi terpusat, risikonya platform bisa kena hack atau bangkrut, uangmu hilang (pelajaran pahit dari FTX tahun kemarin).
Cara Kerja Liquid Staking: Mekanisme Inti
Intinya simpel: kamu deposit 1 ETH → platform kasih kamu 1 stETH (token turunan) → ETH kamu dikunci untuk staking cari yield, tapi stETH bisa langsung dipakai.
stETH bisa buat apa?
Dipakai sebagai jaminan di protokol pinjaman DeFi (seperti Aave)
Ikut liquidity mining biar dapat biaya transaksi
Langsung diperdagangkan di exchange
Dikombinasikan dengan DeFi lain untuk yield berlapis
Artinya, satu koin bisa cari uang di dua tempat bersamaan.
Pemain Utama Saat Ini
Lido: Raja pasar, support ETH/SOL/Polygon dan beberapa chain lain, yield 4.8%-15.5%, tapi ada fee 10%.
Rocket Pool: Khusus ETH, keunggulannya operator node cuma perlu 16 ETH (bukan 32), APY 4.16%-6.96% plus bonus token RPL.
Tempus: Fokus yield tetap, support stETH, yvDAI, dan beberapa token lain, tanpa fee (tapi liquidity provider kena biaya swap).
Hubble Protocol (ekosistem Solana): Bisa pinjam koin untuk trading, leverage sampai 11x, biaya pinjam 0.5%.
Simulasi Yield
Misal kamu punya 10 ETH:
Staking tradisional: APY ~4%, tapi koin terkunci, nggak bisa dipakai
Liquid Staking:
Deposit ke Lido dapat 10 stETH, APY ~5.2% (setelah fee)
stETH dipakai jaminan di Aave, pinjam USDC
USDC dipakai di pool high yield, dapat 8-12%
Total APY bisa 12-15%, dan bisa dicairkan kapan saja
Daftar Risiko (Wajib Baca)
Risiko depeg: Harga stETH pernah turun di bawah 1 ETH (2022). Penyebab: pasar anggap token turunan ini nggak bernilai segitu, likuiditas seret jadi masalah besar.
Bug smart contract: Kalau ada celah di kode, hacker bisa bobol, dana langsung lenyap dan jarang bisa balik. Lido, Curve pernah kena bug (untungnya cepat diperbaiki).
Risiko platform: Kalau penyedia liquid staking terpusat kabur atau kena hack, stETH kamu bisa hangus.
Risiko kompleksitas: DeFi bertingkat (deposit → pinjam → investasi), satu layer bermasalah bisa bikin efek domino. Pemula gampang kena jebakan.
Tekanan withdraw: Kalau banyak user serentak mau redeem koin asli, platform bisa kehabisan likuiditas, dana nggak bisa dicairkan.
Penutup
Liquid Staking itu inovasi keren, bikin aset nganggur jadi produktif. Tapi ini bukan alat buat pemula—kamu harus paham smart contract, risiko DeFi, dan data on-chain, kalau nggak, yield tinggi pun sama aja judi.
Saran: Coba dulu nominal kecil, pahami mekanismenya, baru tambah modal. Jangan silau sama imbal hasil besar.
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
Liquid Staking 101: Kunci Koin Tetap Bisa Digunakan Bebas, Satu Artikel untuk Memahami Cara Menghasilkan Koin Paling "Canggih"
Pernah dengar tentang “liquid staking”? Ini adalah versi upgrade dari staking PoS tradisional, tapi dia menyelesaikan satu masalah inti: koin kamu terkunci, nggak bisa dipakai dalam jangka pendek.
Masalahnya Apa? Keterbatasan Staking Tradisional
Tahun 2022, Ethereum selesai migrasi besar-besaran dari PoW ke PoS (The Merge), dalam sekejap staking jadi cara populer buat cari cuan—lebih dari $18Miliar dana masuk ke ekosistem ini. Tapi muncul masalah:
Self-staking butuh 32 ETH, kurang satu aja nggak bisa, dan selama terkunci kamu nggak bisa apa-apa. Kalau jaringan ada masalah, koinmu bisa otomatis kena penalti sampai 50%.
Staking di exchange memang lebih mudah, tapi kamu harus percaya ke institusi terpusat, risikonya platform bisa kena hack atau bangkrut, uangmu hilang (pelajaran pahit dari FTX tahun kemarin).
Cara Kerja Liquid Staking: Mekanisme Inti
Intinya simpel: kamu deposit 1 ETH → platform kasih kamu 1 stETH (token turunan) → ETH kamu dikunci untuk staking cari yield, tapi stETH bisa langsung dipakai.
stETH bisa buat apa?
Artinya, satu koin bisa cari uang di dua tempat bersamaan.
Pemain Utama Saat Ini
Lido: Raja pasar, support ETH/SOL/Polygon dan beberapa chain lain, yield 4.8%-15.5%, tapi ada fee 10%.
Rocket Pool: Khusus ETH, keunggulannya operator node cuma perlu 16 ETH (bukan 32), APY 4.16%-6.96% plus bonus token RPL.
Tempus: Fokus yield tetap, support stETH, yvDAI, dan beberapa token lain, tanpa fee (tapi liquidity provider kena biaya swap).
Hubble Protocol (ekosistem Solana): Bisa pinjam koin untuk trading, leverage sampai 11x, biaya pinjam 0.5%.
Simulasi Yield
Misal kamu punya 10 ETH:
Daftar Risiko (Wajib Baca)
Risiko depeg: Harga stETH pernah turun di bawah 1 ETH (2022). Penyebab: pasar anggap token turunan ini nggak bernilai segitu, likuiditas seret jadi masalah besar.
Bug smart contract: Kalau ada celah di kode, hacker bisa bobol, dana langsung lenyap dan jarang bisa balik. Lido, Curve pernah kena bug (untungnya cepat diperbaiki).
Risiko platform: Kalau penyedia liquid staking terpusat kabur atau kena hack, stETH kamu bisa hangus.
Risiko kompleksitas: DeFi bertingkat (deposit → pinjam → investasi), satu layer bermasalah bisa bikin efek domino. Pemula gampang kena jebakan.
Tekanan withdraw: Kalau banyak user serentak mau redeem koin asli, platform bisa kehabisan likuiditas, dana nggak bisa dicairkan.
Penutup
Liquid Staking itu inovasi keren, bikin aset nganggur jadi produktif. Tapi ini bukan alat buat pemula—kamu harus paham smart contract, risiko DeFi, dan data on-chain, kalau nggak, yield tinggi pun sama aja judi.
Saran: Coba dulu nominal kecil, pahami mekanismenya, baru tambah modal. Jangan silau sama imbal hasil besar.