Sebenarnya, saat itu aku sudah menyadarinya, kamu membalas pesanku semakin lama, tidak lagi seperti dulu yang selalu berbagi keseharian denganku. Aku kira kita punya banyak hal yang bisa dibicarakan tanpa habisnya. Namun, sikapmu padaku semakin dingin, bahkan lewat layar aku bisa merasakannya. Hari itu, kamu tidak lagi membalas pesanku, dan aku pun dengan diam-diam tidak lagi mencarimu.
Aku tahu, setiap orang punya pilihan, menemani untuk sesaat itu mudah, tapi untuk selalu menemani itu sulit. Di persimpangan jalan, kamu bersikeras ke kiri, aku pun hanya bisa berjalan ke kanan tanpa menoleh lagi. Menyesal? Tentu saja menyesal. Aku masih akan memikirkanmu. Entah setelah hidupmu tanpa aku, kamu jadi lebih bahagia, lebih nyaman, atau justru sedih, atau kadang-kadang teringat padaku dan menyesali keputusan dulu itu. Semuanya seakan kembali ke titik awal, hanya saja kini kita menjalani hidup masing-masing, dan hidupku selanjutnya bertambah satu kenangan yang tak terlupakan. Dulu aku bilang akan selalu mencintaimu, lalu kamu menjawab setuju. Kamu yang lupa, makanya kita jadi saling melewatkan. Aku dan kamu pernah melakukan hal yang sangat intim, berkali-kali saling membuka hati, tapi sekarang malah jadi orang asing. Perasaan ini sungguh sulit dijelaskan, agak aneh. Kita bukan teman yang benar-benar terbuka, juga bukan kekasih yang bersih. Kamu tanya, apakah cinta harus selalu didapatkan? Aku tidak tahu harus menjawab apa. Aku hanya tahu saat itu, di tengah malam, saat kamu dan aku bilang ingin bersama, aku ingin selalu mencintaimu, apapun rintangannya aku rela. # 傻福 # Dada Besar Ibu Muda# MPASI Bayi
Lihat Asli
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
Sebenarnya, saat itu aku sudah menyadarinya, kamu membalas pesanku semakin lama, tidak lagi seperti dulu yang selalu berbagi keseharian denganku. Aku kira kita punya banyak hal yang bisa dibicarakan tanpa habisnya. Namun, sikapmu padaku semakin dingin, bahkan lewat layar aku bisa merasakannya. Hari itu, kamu tidak lagi membalas pesanku, dan aku pun dengan diam-diam tidak lagi mencarimu.
Aku tahu, setiap orang punya pilihan, menemani untuk sesaat itu mudah, tapi untuk selalu menemani itu sulit. Di persimpangan jalan, kamu bersikeras ke kiri, aku pun hanya bisa berjalan ke kanan tanpa menoleh lagi. Menyesal? Tentu saja menyesal. Aku masih akan memikirkanmu. Entah setelah hidupmu tanpa aku, kamu jadi lebih bahagia, lebih nyaman, atau justru sedih, atau kadang-kadang teringat padaku dan menyesali keputusan dulu itu. Semuanya seakan kembali ke titik awal, hanya saja kini kita menjalani hidup masing-masing, dan hidupku selanjutnya bertambah satu kenangan yang tak terlupakan. Dulu aku bilang akan selalu mencintaimu, lalu kamu menjawab setuju. Kamu yang lupa, makanya kita jadi saling melewatkan. Aku dan kamu pernah melakukan hal yang sangat intim, berkali-kali saling membuka hati, tapi sekarang malah jadi orang asing. Perasaan ini sungguh sulit dijelaskan, agak aneh. Kita bukan teman yang benar-benar terbuka, juga bukan kekasih yang bersih.
Kamu tanya, apakah cinta harus selalu didapatkan? Aku tidak tahu harus menjawab apa. Aku hanya tahu saat itu, di tengah malam, saat kamu dan aku bilang ingin bersama, aku ingin selalu mencintaimu, apapun rintangannya aku rela.
# 傻福 # Dada Besar Ibu Muda# MPASI Bayi