Masih ingat dengan mitra pendiri dana top yang pernah menertawakan APRO di meja makan? Dia berkata dengan sangat pasti: ekosistem Bitcoin sama sekali tidak membutuhkan protokol harga yang rumit, itu semua hanyalah pemborosan terhadap sifat asli. Pada pertemuan pribadi akhir tahun lalu, argumennya sangat meyakinkan—Bitcoin cukup hanya sebagai emas digital, yang lain adalah kelebihan.

Sekarang? Mari lompat ke Desember 2025.

Data on-chain tidak berbohong. Justru lembaga yang pernah bersumpah "tidak akan terlibat dalam solusi non-asli" ini, baru-baru ini selama tiga bulan berturut-turut melakukan pembelian besar-besaran di pasar sekunder, dan melonjak menjadi yang teratas dalam peringkat konsentrasi kepemilikan APRO. Dari "tiruan yang buruk" menjadi "harus dimiliki", kontras ini cukup ironis.

Kisah ini jauh dari sekadar membalas dengan facepalm.

Ini mencerminkan migrasi mendalam dari seluruh ekosistem kekuasaan Web3 selama setahun terakhir—suara-suara yang dulu memegang kendali, mulai dikoreksi secara kejam oleh realitas pasar. Dan mengapa APRO berubah dari bahan tertawaan menjadi yang paling diminati, logika di baliknya sebenarnya sangat sederhana: oracle untuk blockchain seperti sistem visual bagi makhluk hidup, adalah infrastruktur dasar.

Dalam ekosistem Ethereum, sistem ini sudah distandarisasi sejak lama. Tapi di ekosistem Bitcoin, ketika Layer2 muncul seperti jamur, barulah kita mengerti apa kebutuhan sesungguhnya—harga data on-chain yang akurat sangat penting untuk kestabilan operasi Layer2. Ini bukan soal pilihan, ini adalah soal keharusan.

Para skeptis dulu kini menjadi peserta paling aktif. Inilah pasar.