Lihat tren harga Bitcoin selama empat tahun terakhir, jika harus mencari pola, mungkin siklusnya adalah yang paling menyakitkan. Melihat kembali catatan sejarah, pada 2014 turun 87%, pada 2018 anjlok 84%, dan hingga 2022 meskipun tidak seteruk itu tetapi juga turun 78%. Ini bukan kebetulan, lebih seperti pengulangan takdir tertentu.

Situasi saat ini sebenarnya agak aneh. Secara struktural, Bitcoin berada di tepi jurang, pola ini agak mirip dengan kondisi sebelum gelombang terakhir dari kegilaan tahun 2021. Jika skenario siklus empat tahun ini terus berlanjut, maka kenaikan saat ini kemungkinan besar akan menghadapi koreksi keras sebelum Januari 2026, dengan target mengarah ke wilayah likuiditas terkonsentrasi di sekitar 40.000 USD.

Dalam tren terbaru, derivatif mendorong harga sempat melonjak ke 93.000 USD, tampak sangat megah. Tapi masalahnya—transaksi spot dasar tidak mampu mengikuti, gelembung ini kekurangan dukungan nyata, begitu terjadi likuidasi, mudah terjadi efek berantai. Total kapitalisasi pasar kripto meskipun masih berada di dekat garis tren kenaikan jangka panjang sekitar 2,9 triliun dolar, tetapi jika akhir tahun tidak mampu mempertahankan level kunci 93.400 USD, sinyal divergensi pasar bearish akan semakin pasti.

Ada satu detail yang mudah diabaikan: Bitcoin di fase penutupan siklus halving selalu menunjukkan performa yang cukup berjuang. Tahun ini, bahkan sejak awal tahun, harga turun 3 persen lebih rendah dari awal tahun. Ini menunjukkan bahwa minat dana baru sudah tidak seantusias dulu.

Singkatnya, volatilitas ekstrem bisa datang kapan saja, waktu untuk perubahan siklus semakin dekat. Mempersiapkan mental dan perlindungan risiko mungkin lebih penting daripada apa pun.