Tidak sedikit orang yang mengalami situasi ini saat melakukan trading di dunia kripto—harga berulang kali berfluktuasi dalam kisaran tertentu, volume transaksi semakin kecil, dan volatilitas pun menurun. Ini sering kali merupakan sinyal sebelum terjadinya pergerakan besar.

Metode trading breakout segitiga adalah cara khusus untuk menangkap peluang seperti ini. Ide utamanya sangat sederhana: harga akan terkunci dalam sebuah area segitiga, dan baru akan terjadi breakout setelah kekuatan bullish dan bearish habis.

**Bagaimana mengenali pola segitiga?**

Hubungkan titik tertinggi satu per satu, lalu hubungkan titik terendah satu per satu, secara alami akan terbentuk dua garis tren yang menyempit. Harga akan berulang kali memantul di antara kedua garis ini—ketika menyentuh garis atas, harga cenderung turun; ketika menyentuh garis bawah, harga cenderung naik.

**Kuncinya adalah menilai arah breakout.** Di sini yang perlu diperhatikan adalah "titik sentuh". Jika sering menyentuh garis atas, kemungkinan besar breakout akan ke atas; jika sering menyentuh garis bawah, kemungkinan besar ke bawah. Jangan terburu-buru masuk pasar, biasanya setelah breakout pertama akan ada koreksi untuk menguji kembali, setelah konfirmasi arah barulah masuk posisi. Dengan begitu, arah tren bisa dipastikan dan stop loss pun relatif lebih kecil.

**Mengapa metode ini berguna?** Karena fluktuasi dalam segitiga secara esensial adalah proses akumulasi atau distribusi oleh para pelaku pasar utama. Volume yang semakin kecil menunjukkan bahwa posisi sedang terkonsolidasi, dan begitu akumulasi selesai, breakout akan sangat kuat.

Contohnya, lihat grafik harian ETH, pergerakannya dalam beberapa hari terakhir sudah jelas menyempit membentuk pola segitiga, dan volume juga menurun. Dari titik sentuhnya, terlihat bahwa frekuensi sentuhan ke atas lebih banyak, apakah ini menandakan bahwa kemungkinan akan terjadi perubahan tren dalam waktu dekat? Ini patut menjadi perhatian utama.