Belakangan ini berbicara dengan beberapa teman tentang pelestarian kekayaan, dan semua mengarah ke satu masalah yang sama: peluncuran uang tanpa batas seperti sebuah perampokan yang tak terlihat.

Lihat saja Zimbabwe. Negara ini pernah mencetak uang kertas bernilai triliun, terdengar angka yang astronomis. Tapi apa hasilnya? Uang triliun itu tidak cukup untuk satu kantong beras. Ini bukan lelucon, melainkan kenyataan yang nyata—angka sebesar apa pun tidak berguna, yang penting adalah apa yang bisa dibeli dengan uang itu.

Lihat juga di sekitar kita. Puluhan tahun yang lalu, beberapa puluh ribu rupiah cukup untuk memenuhi kebutuhan satu keluarga selama setahun. Sekarang, puluhan juta pun harus dihemat. Ini bukan sekadar kenaikan harga, tetapi pada akhirnya adalah daya beli uang yang terus-menerus terkikis. Tanpa suara, tetapi benar-benar menggerogoti nilai di akunmu.

Mesin pencetak uang jika berputar penuh kecepatan, tampaknya semua angka orang meningkat. Tapi sebenarnya? Uang setiap orang sedang mengalami depresiasi, barang yang bisa dibeli malah semakin sedikit. Ini adalah transfer kekayaan yang tidak terlihat, yang ditanggung oleh semua pemegang uang.

Dalam konteks ini, kita bisa memahami mengapa Satoshi Nakamoto menciptakan Bitcoin. Jumlah tetap, aturan transparan, tidak bisa dikendalikan oleh individu manapun—ini adalah respons langsung terhadap masalah pencetakan uang berlebihan dalam sistem fiat tradisional. Cryptocurrency (terutama Bitcoin) disebut sebagai "emas digital", bukan karena menjamin keuntungan, tetapi karena berusaha menutup celah "pencetakan uang berlebihan" dari akarnya.

Karena itulah, semakin banyak orang mulai memasukkan aset kripto ke dalam portofolio mereka. Ini bukan hanya karena spekulasi, tetapi sebagai pilihan rasional dalam menghadapi tren depresiasi mata uang global—mencari kelangkaan dan kemandirian ekonomi.

Tentu saja, cryptocurrency jauh dari sempurna. Volatilitasnya tinggi, risikonya besar. Tapi keberadaannya sendiri memiliki makna: menyediakan sebuah logika baru dalam penyimpanan nilai. Dalam permainan jangka panjang pelestarian kekayaan, semakin banyak jalan keluar, semakin besar rasa penguasaan.