Dolar AS tahun 2026 sedang berdiri di persimpangan jalan.

Ini bukan isapan jempol belaka. Institusi manajemen aset lama Inggris, Charles Stanley, sudah melihatnya dengan jelas—mitos perlindungan risiko yang telah berlangsung selama puluhan tahun dari dolar AS sedang benar-benar melonggar. Verifikasi berulang dari tim kami baru-baru ini juga mengarah ke satu kesimpulan yang sama: perubahan ini bukan sekadar suasana pasar jangka pendek, melainkan konflik struktural mendalam yang sedang berperan.

Singkatnya, beberapa faktor yang saling bertumpuk menciptakan badai sempurna: keberlanjutan fiskal jangka panjang AS yang misterius, ketidakpastian kebijakan yang melonjak, ditambah dengan melemahnya posisi tradisional dolar sebagai aset safe haven, tekanan-tekanan ini sedang beresonansi dan memperbesar dampaknya. Modal asing sudah mencium baunya, secara aktif menambah alat lindung nilai dolar, dan pertunjukan restrukturisasi modal global resmi dimulai.

Lebih menyakitkan lagi, Federal Reserve kemungkinan besar akan terus menurunkan suku bunga pada tahun 2026, yang secara langsung melemahkan keunggulan selisih suku bunga dolar.

Reaksi berantai pun mulai terjadi: dolar yang melemah menjadi kenyataan yang sudah dipastikan, aset pasar berkembang mengalami pemulihan nilai + injeksi dana ganda, hasil dari aset yang dihitung dalam mata uang non-AS mulai meningkat, dan preferensi risiko pun ikut menghangat. Bagi investor, masalah utama bukanlah seberapa besar fluktuasi, melainkan apakah arahnya kabur atau tidak. Sekarang arahnya sudah cukup jelas—kas sudah bukan lagi tempat perlindungan yang paling aman, dan aset risiko yang undervalued sedang membuka jendela penilaian ulang nilai.

Yang menarik, dana besar sudah diam-diam melakukan peralihan posisi, investor biasa masih menunggu apa lagi, "kepastian"? Dalam siklus penurunan dolar, peluang sejati sama sekali tidak ada di aset dolar.