Mengamati siklus komoditas selama beberapa dekade terakhir, Anda akan menemukan urutan awal yang hampir tidak pernah berubah.

Biasanya emas yang memulai langkah pertama, diikuti oleh perak yang mencari koreksi kenaikan. Kemudian tembaga mulai bergolak, begitu tembaga menguat, aluminium dan seluruh sektor logam non-ferrous akan ikut terdorong. Tahap ini tampaknya pasar komoditas telah menetapkan "badai logam", tetapi transmisi sistemik yang sebenarnya baru saja dimulai.

Minyak mentah biasanya baru bergabung di tengah, menyebabkan kenaikan biaya energi secara menyeluruh. Selanjutnya adalah gas alam, keduanya saling mentransfer dan memperkuat satu sama lain. Pada titik ini, tekanan biaya sudah sangat sulit disembunyikan.

Akhirnya, produk pertanian seperti kedelai dan jagung mengikuti, saat biaya hidup benar-benar dirasakan oleh orang biasa. Singkatnya: Emas→Perak→Tembaga→Aluminium→Minyak→Gas→Bahan makanan.

Tentu saja ada keterkaitan dan perbedaan di tengah—ketika tembaga mulai bergerak, logam non-ferrous lain tidak bisa diam, dan energi juga akan saling memperkuat—tetapi urutan besar ini jarang benar-benar terganggu, kebanyakan hanya masalah kecepatan dan perlambatan.

Lalu BTC? Sebagai perwakilan ekstrem dari aset risiko, selalu menjadi yang terakhir keluar. Tapi justru karena terakhir, kenaikannya sering kali paling ganas. Pola ini telah berulang kali membuktikan beberapa siklus, dan menjadi indikator tak kasat mata dalam mengamati likuiditas makro.