Mengenai pasar logam mulia tahun 2025, perak sebagai "mata uang industri keras" benar-benar mencuri perhatian. Dari awal tahun yang hanya sekitar 29-30 dolar/ons, melonjak hingga sekitar 74-75 dolar pada akhir tahun (harga spot per 30 Desember sekitar 74,87 dolar, setelah mencapai puncak di atas 80 dolar dan kemudian mengalami koreksi), kenaikan tahunan mencapai lebih dari 158%-160%, mencatat performa tahunan terbaik sejak 1979. Hanya dalam bulan Desember saja, harga melonjak hampir 30%, berkali-kali memecahkan rekor tertinggi sejarah.

Sebagai perbandingan, meskipun kenaikan 70% pada emas tahun ini juga cukup bagus, namun jelas kalah jauh dari kehebohan perak yang merupakan "adik kecil". Apa penyebabnya? Leverage industri.

Mengapa perak bisa begitu gila:

Pertama adalah tekanan dari sisi pasokan. Defisit pasokan selama lima tahun berturut-turut menyebabkan cadangan menipis ke level terendah dalam sejarah, menanamkan dasar untuk kenaikan harga. Kedua adalah ledakan permintaan industri—industri fotovoltaik, pembuatan kendaraan listrik, produksi chip AI, semua industri baru ini sangat bergantung pada perak, bahkan permintaan industri menyerap lebih dari setengah total permintaan perak. Ditambah lagi dengan dorongan dari safe haven dan spekulasi: siklus penurunan suku bunga, ketidakstabilan geopolitik, dolar AS yang melemah, semuanya mendorong dana mengalir ke ETF logam mulia dan derivatifnya, sehingga perak yang dijuluki "emas orang miskin" ini melonjak secara luar biasa. Faktor spekulasi tambahan seperti ekspektasi tarif dan gelombang pembelian pasar juga memperparah situasi.

Dari performa aset sepanjang tahun, urutannya sangat jelas: perak dengan kenaikan lebih dari 150% menduduki puncak daftar komoditas, emas dengan kenaikan 70% mengikuti di belakang namun tampak kehilangan daya tarik, pasar saham dan Bitcoin menunjukkan volatilitas besar namun secara keseluruhan relatif tenang bahkan mengalami koreksi, aset energi relatif lesu. Nilai pasar perak sudah mencapai level 4,5 triliun yuan, yang benar-benar luar biasa di pasar komoditas.

Namun, peluang selalu disertai risiko. Fluktuasi harga perak sangat besar, koreksi tajam akhir-akhir ini menjadi bukti nyata. Dalam jangka pendek memang ada risiko crash mendadak, tetapi dari sudut pandang jangka menengah hingga panjang, fundamental pasokan dan permintaan tetap ketat. Jika berencana berpartisipasi melalui ETF, futures, atau saham pertambangan, ingatlah untuk berhati-hati, leverage bisa menyebabkan margin call yang tidak main-main.

Cerita tahun 2025 sangat sederhana: perak adalah si pemberontak yang melawan arus, sementara emas sebagai raja safe haven tampak suram dan redup. Bagaimana tahun 2026 nanti, akankah permintaan industri perak mampu terus mendukung harga tinggi? Semua ini patut terus diwaspadai.