Ketika kompetisi parameter model besar sangat ketat, peluang nyata untuk menciptakan kekayaan diam-diam meledak di tingkat aplikasi. Sebuah tim aplikasi AI yang baru didirikan selama satu tahun dan terdiri dari kurang dari 50 orang, dibeli oleh raksasa luar negeri dengan harga fantastis sebesar 50 miliar dolar AS—angka ini cukup untuk mengubah semua persepsi tentang kewirausahaan AI.

Tokohnya adalah pendiri Manus, Xiao Hong. Yang menarik adalah, saat perusahaan besar domestik masih ragu dengan valuasi 30 juta dolar AS, pihak Amerika sudah mengirimkan cek sebesar 50 miliar dolar AS. Hanya dalam satu tahun, dari nol menjadi valuasi 50 miliar dolar AS, nilai yang diciptakan per orang melebihi 1 miliar dolar AS, kecepatan pertumbuhan ini melampaui unicorn apa pun di era internet seluler. Ramalan sebelumnya kini menjadi kenyataan: aplikasi AI memang merupakan peluang kekayaan baru.

Logika di baliknya sebenarnya sangat jelas—industri AI China dan AS sedang mengalami diferensiasi jalur yang mencolok. Amerika menguasai teknologi inti model besar, tetapi menghadapi kekurangan insinyur aplikasi secara serius, dengan hanya 50.000 insinyur AI di Silicon Valley, di mana 20.000 di antaranya adalah orang Tionghoa. Sementara itu, China memiliki 1 juta insinyur AI, dan tim teknologi yang besar ini menjadi kekuatan pendukung inovasi aplikasi yang kuat.

Keberhasilan Manus secara tepat memanfaatkan dua keuntungan: lokalitas teknologi yang digabungkan dengan globalisasi skenario. Daripada berjuang keras dalam pengembangan model besar, mereka menemukan jalan yang lebih cerdas.