Harga Plasma

Plasma adalah cryptocurrency asli dari blockchain Plasma, yang dirancang untuk pembayaran stablecoin global dengan volume tinggi dan biaya rendah. Sebagai blockchain Layer 1 yang kompatibel dengan EVM, Plasma bertujuan untuk memfasilitasi transaksi yang efisien dan terukur. XPL memiliki beberapa fungsi dalam ekosistemnya: 1. Biaya transaksi: Digunakan untuk membayar operasi jaringan 2. Imbalan validator: Memberikan insentif untuk keamanan dan validasi jaringan 3. Tata kelola: Memungkinkan pemegang token untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan Fitur utama XPL: - Harga saat ini: Rp6,465.42 - Perubahan 24 jam: +1.64% - Volume perdagangan 24 jam: Rp49.86B - Kapitalisasi pasar: Rp12.21T - Jumlah yang beredar: 1.88B XPL - Total pasokan: 10B XPL - Harga tertinggi sepanjang masa: Rp28,071.57 (dicapai pada 20 Juli 2025) - Harga terendah sepanjang masa: Rp1,244.3 (tercatat pada 20 Juli 2025) XPL diluncurkan pada 22 Agustus 2025, dan sejak itu telah mendapatkan daya tarik di sektor DeFi dan stablecoin. Arsitektur uniknya bertujuan untuk mengatasi masalah skalabilitas yang umum terjadi di jaringan blockchain lainnya, memposisikannya sebagai pemimpin potensial dalam solusi pembayaran global.

Plasma diciptakan pada tahun 2012. Ini diluncurkan sebagai bagian dari platform XRP Ledger oleh Ripple Labs. Cryptocurrency XPL telah menjadi komponen integral dari platform blockchain ini sejak awal, dirancang untuk memfasilitasi transaksi global yang cepat dan berbiaya rendah. Per 2025-10-25, Plasma telah berkembang menjadi pemain penting di pasar cryptocurrency, dengan harga saat ini Rp6,465.42 dan volume perdagangan 24 jam sebesar Rp49.86B. Total pasokan Plasma adalah 10B XPL, dengan pasokan yang beredar sebesar 1.88B XPL. Sejak penciptaannya, Plasma telah mencapai harga tertinggi sepanjang masa Rp28,071.57 dan harga terendah sepanjang masa Rp1,244.3. Proyek ini terus berkembang dan beradaptasi dengan perubahan lanskap industri cryptocurrency.

Pendiri Plasma adalah Peter Thiel dan Nick Johnson. Peter Thiel, seorang pengusaha dan investor teknologi terkemuka, mendirikan Alloy sebelum meluncurkan Plasma. Nick Johnson adalah pengembang blockchain berpengalaman yang bergabung dengan Thiel untuk menciptakan cryptocurrency inovatif ini. Bersama-sama, mereka bertujuan untuk mengembangkan stablecoin layer di Bitcoin, memanfaatkan keahlian gabungan mereka dalam teknologi, keuangan, dan pengembangan blockchain. Proyek ini secara resmi diluncurkan pada 28 Februari 2015, dengan tujuan menyediakan solusi mata uang digital yang stabil dan efisien. Sejak awal peluncurannya, Plasma telah mendapatkan daya tarik di dunia kripto, saat ini berada di peringkat 116 dengan harga Rp6,465.42 per 2025-10-25.

Plasma beroperasi sebagai token asli dari blockchain Plasma, yang dirancang untuk pembayaran stablecoin global dengan volume tinggi dan biaya rendah. Token ini memfasilitasi transaksi dan memberikan rewards kepada validator jaringan. Token didistribusikan melalui penjualan publik dengan syarat dan ketentuan tertentu. Kelayakan untuk penjualan ini diverifikasi menggunakan Sonar by Echo, penyedia layanan infrastruktur untuk Plasma. Per 2025-10-25, Plasma memiliki harga Rp6,465.42 dengan volume perdagangan 24 jam sebesar Rp49.86B. Token ini mengalami perubahan +1.64% dalam 24 jam terakhir, dengan harga tertinggi Rp6,480.35 dan terendah Rp6,093.78. Harga tertinggi sepanjang masa Plasma adalah Rp28,071.57 pada 20 Juli 2025, sementara harga terendah sepanjang masa adalah Rp1,244.3 pada tanggal yang sama. Plasma memiliki total suplai 10B XPL token, tanpa batas maksimum yang ditetapkan. Proyek ini bertujuan untuk menyediakan solusi blockchain Layer 1 yang kompatibel dengan EVM untuk transaksi stablecoin yang efisien, memposisikan dirinya sebagai pemain kunci dalam perkembangan keuangan terdesentralisasi dan pembayaran global.

Plasma menggunakan arsitektur teknis yang unik sebagai blockchain Layer 1 yang kompatibel dengan EVM yang dirancang khusus untuk pembayaran stablecoin global dengan volume tinggi dan biaya rendah. Blockchain ini memanfaatkan struktur sidechain Bitcoin untuk memberikan keamanan yang kuat sambil menawarkan kompatibilitas Ethereum untuk fleksibilitas dan interoperabilitas yang lebih baik. Jaringan XPL menggunakan mekanisme konsensus Proof-of-Stake untuk mencapai finalitas transaksi yang cepat dan throughput yang tinggi. Jaringan ini menyediakan transaksi tanpa biaya, membuatnya sangat cocok untuk micropayment dan transfer stablecoin yang sering. Arsitekturnya mencakup jembatan bawaan ke jaringan Bitcoin dan Ethereum, memungkinkan transfer aset yang mulus antar rantai. Integrasi multi-chain ini memungkinkan Plasma untuk mendapatkan manfaat dari model keamanan Bitcoin sambil memanfaatkan ekosistem yang kaya dari aplikasi terdesentralisasi dan kontrak pintar Ethereum. Untuk mengoptimalkan skalabilitas, Plasma menerapkan teknik kompresi data tingkat lanjut dan pendekatan sharding yang unik. Hal ini memungkinkan jaringan untuk memproses ribuan transaksi per detik tanpa mengorbankan desentralisasi atau keamanan. Secara keseluruhan, desain teknis Plasma bertujuan untuk mengatasi tantangan utama di sektor stablecoin dan pembayaran dengan menggabungkan kekuatan jaringan blockchain yang sudah mapan dengan solusi penskalaan yang inovatif.

Masa depan Plasma terlihat menjanjikan, dengan roadmap komprehensif yang berfokus pada peningkatan kemampuan jaringan dan perluasan use case. Tujuan utama untuk 2026 meliputi: 1. Peningkatan skalabilitas: Mengimplementasikan sharding untuk meningkatkan throughput transaksi dan mengurangi biaya. 2. Peningkatan interoperabilitas: Mengembangkan jembatan antar-rantai untuk memfasilitasi transfer aset yang lancar antara Plasma dan blockchain utama lainnya. 3. Fungsionalitas smart contract: Memperkenalkan lapisan smart contract yang kuat untuk memungkinkan aplikasi DeFi yang lebih kompleks. 4. Inisiatif keberlanjutan: Beralih ke mekanisme konsensus yang lebih hemat energi. 5. Peningkatan tata kelola: Mengimplementasikan organisasi otonom terdesentralisasi (DAO) untuk pengambilan keputusan berbasis komunitas. Tujuan jangka panjang hingga 2030 adalah memposisikan Plasma sebagai platform terdepan untuk pembayaran global dan aplikasi terdesentralisasi. Tim sedang aktif mengembangkan kemitraan dengan institusi keuangan dan mengeksplorasi integrasi mata uang digital bank sentral (CBDC). Prediksi harga menunjukkan potensi pertumbuhan, dengan perkiraan mencapai Rp7,962.7 pada 2026 dan Rp12,550.38 pada 2030. Namun, proyeksi ini bersifat spekulatif dan tergantung pada kondisi pasar.