Pelajaran 4

Stablecoins – Pelabuhan Aman bagi Kripto

Tidak semua kripto bersifat volatil atau dirancang untuk mencapai nilai tinggi secara ekstrem. Stablecoin merupakan kategori khusus dalam kripto yang tujuan utamanya adalah menjaga kestabilan nilai. Umumnya, stablecoin dipatok pada aset tradisional seperti dolar Amerika Serikat (USD). Satu unit stablecoin yang dipatok pada USD idealnya bernilai $1,00. Stablecoin menggabungkan kecepatan dan transparansi kripto. Selain itu, stablecoin menawarkan stabilitas mata uang fiat. Dalam ekosistem kripto, stablecoin berperan sebagai fasilitator transaksi, memungkinkan para trader dan pengguna menyimpan nilai tanpa harus keluar dari lingkungan kripto.

Apa Itu Stablecoin dan Bagaimana Cara Kerjanya?

Stablecoin merupakan token di blockchain yang menjanjikan “Saya bernilai X dari sesuatu yang stabil.” Umumnya, X berarti 1 dolar Amerika Serikat. Selain stablecoin berbasis USD, terdapat juga stablecoin yang dipatok pada euro, emas, atau aset lain, namun stablecoin berbasis USD tetap mendominasi pasar global.

Stablecoin menjaga nilai patokannya melalui beberapa mekanisme utama:

  • Fiat-Collateralized Stablecoins: Stablecoin ini dijamin secara 1:1 oleh cadangan mata uang fiat atau aset setara. Contoh utama adalah Tether (USDT) dan USD Coin (USDC). Untuk setiap USDT yang beredar, penerbit (Tether Ltd.) menyatakan memiliki aset senilai $1 (tunai atau setara kas) di cadanganreuters.com. Jadi, jika Anda memiliki 100 USDT, Anda seharusnya dapat menukarnya dengan $100 dari penerbit (meskipun dalam praktiknya, penukaran biasanya dilakukan oleh institusi besar, tetapi patokan tetap terjaga berkat dukungan cadangan dan mekanisme arbitrase). USDC yang diterbitkan oleh Circle bersama Coinbase juga dijamin oleh dolar dan aset Treasury AS jangka pendek. Stablecoin berbasis fiat ini bersifat terpusat—artinya kepercayaan pada penerbit sangat penting dan cadangan harus benar-benar ada. Penerbit biasanya memublikasikan audit atau pernyataan jaminan untuk membuktikan kepemilikan cadangan. Stablecoin berbasis fiat saat ini mendominasi volume stablecoin di pasar.
  • Crypto-Collateralized Stablecoins: Stablecoin ini didukung oleh aset kripto lain secara terdesentralisasi. Contoh utama adalah Dai (DAI) dari protokol MakerDAO. Untuk mencetak DAI, pengguna harus mengunci aset kripto volatil (misal ETH) sebagai jaminan di smart contract. Biasanya, pengguna perlu mengunci ETH senilai $150 untuk mendapatkan DAI senilai $100, guna mengantisipasi volatilitas kripto. Jika nilai jaminan turun drastis, sistem dapat secara otomatis menjualnya agar DAI tetap terlindungi. DAI menjaga patokan melalui over-collateralization dan mekanisme likuidasi otomatis di Ethereum. Stablecoin ini tidak bergantung pada satu perusahaan pemegang dolar, tapi memerlukan algoritma yang andal dan cadangan jaminan yang cukup untuk menghadapi fluktuasi pasar.
  • Algorithmic (Non-Collateralized) Stablecoins: Stablecoin ini berupaya menjaga patokan tanpa jaminan eksplisit, hanya dengan algoritma dan kadang token sekunder. Biasanya melibatkan penambahan atau pengurangan suplai stablecoin sesuai permintaan (seperti bank sentral, tetapi dilakukan lewat kode). Contoh terkenal dan menjadi peringatan adalah TerraUSD (UST), yang mengandalkan token saudara (LUNA) dan insentif arbitrase untuk menjaga nilai $1. Ini berhasil sampai akhirnya gagal—pada Mei 2022, UST kehilangan nilai patokannya dan jatuh bersama LUNA nyaris ke nol, menghapus sekitar $60 miliar dari pasar kripto. Kejatuhan TerraUSD menyoroti risiko desain algoritmik. Meski beberapa stablecoin algoritmik baru masih dieksplorasi, kini pasar lebih memilih model berbasis jaminan setelah pengalaman tersebut.

Bagi pengguna, stablecoin berfungsi seperti voucher atau saldo digital. Jika Anda percaya pada sistem atau penerbit, 1 stablecoin = 1 unit nilai (misal dolar). Anda dapat menyimpan stablecoin di dompet kripto, mengirim ke siapa saja di seluruh dunia secara hampir instan, dan menggunakan di platform blockchain.

Mengapa Stablecoin Sangat Penting

Stablecoin memang tidak menawarkan sensasi volatilitas harga, namun justru itulah keunggulannya. Stablecoin memainkan beberapa peran utama:

  • Pasangan Perdagangan (Trading Pair) dan Likuiditas: Di bursa seperti Gate.com, banyak aset kripto diperdagangkan melawan stablecoin (terutama USDT) dibanding langsung dengan fiat. Misalnya, pair BTC/USDT lebih umum daripada BTC/USD yang memerlukan bank sebagai perantara. Trader menyukai ini karena mereka bisa dengan cepat berpindah dari koin volatil ke stablecoin saat pasar bergerak, tanpa harus melalui proses perbankan. Tether (USDT) bahkan menjadi pusat perdagangan kripto—volume harian USDT kadang melebihi Bitcoin. Banyak trader menyimpan dana di USDT sebagai “cadangan dana”, siap dimanfaatkan untuk membeli kripto lain ketika ada peluang, sambil menjaga kestabilan nilai.
  • Remitansi dan Pembayaran: Stablecoin memungkinkan transfer lintas negara secara cepat dan berbiaya rendah tanpa risiko volatilitas seperti Bitcoin. Misalnya, pekerja luar negeri bisa mengonversi mata uang lokal ke USDC, mengirim USDC ke keluarga di Indonesia, lalu mereka menukar ke rupiah. Ini sering lebih cepat dan murah dibanding jalur remitansi tradisional. Beberapa merchant online juga mulai menerima stablecoin untuk pembayaran, dengan keuntungan settlement hampir instan dan biaya lebih rendah karena memotong jaringan kartu kredit. Meski demikian, pembayaran stablecoin masih tahap awal adopsi—seperti disebut Reuters pada 2023, penggunaan stablecoin untuk pembayaran konsumen masih terbatas di lingkup trading kripto.
  • DeFi dan Peluang Hasil (Yield): Di dunia DeFi (Decentralized Finance), penggunaan stablecoin sangat masif. Ada platform lending untuk mendepositkan stablecoin dan memperoleh bunga, atau bursa terdesentralisasi dengan kolam stablecoin untuk mendapatkan fee. Pengguna yang ingin menghasilkan hasil tanpa risiko volatilitas ekstrem biasanya memilih stablecoin. Misalnya, meminjamkan USDT atau USDC di protokol DeFi bisa menghasilkan persentase tingkat persentase tahunan (APY). Ini mirip rekening tabungan (namun dengan risiko smart contract, bukan risiko perbankan). Stablecoin efektif jadi jembatan antara finansial tradisional dan DeFi.
  • Tempat Aman (Safe Haven) Saat Volatilitas: Saat pasar kripto turun drastis, banyak investor menjual kripto mereka dan berpindah ke stablecoin untuk melindungi nilai aset. Ini serupa memindahkan dana ke kas saat pasar saham anjlok. Stablecoin memungkinkan Anda tetap berada di ekosistem kripto—sehingga dapat cepat membeli kembali aset atau berpindah platform—tanpa terdampak penurunan harga koin. Stablecoin menjadi tempat aman di tengah gejolak pasar.

Stablecoin utama yang patut Anda kenali:

  • Tether (USDT): Stablecoin pertama dan terbesar berdasarkan kapitalisasi pasar dan volume. Diterbitkan oleh Tether Limited. USDT tersedia di berbagai blockchain (mulai dari Omni layer Bitcoin, kemudian ERC-20 di Ethereum, Tron, Solana, dan lainnya). Transparansi Tether sempat dipertanyakan, namun sejak 2014 mereka mampu menjaga nilai peg dengan baik. Terlepas dari kontroversi, USDT telah menjadi bagian integral dari ekosistem trading kripto.
  • USD Coin (USDC): Diterbitkan oleh Circle (fintech teregulasi AS) berkolaborasi dengan Coinbase. USDC dikenal transparan dan sepenuhnya dijamin kas dan Treasury. Banyak digunakan di DeFi dan dianggap sebagai stablecoin paling aman bagi yang mengutamakan audit. Pangsa pasar USDC terus berkembang, terutama setelah beberapa ketidakpastian terkait cadangan Tether. (Catatan: Maret 2023, USDC sempat turun dari $1 ke ~ $0,90 karena salah satu bank cadangan (Silicon Valley Bank) kolaps, memicu kepanikan. Namun, setelah cadangan dinyatakan aman, nilai USDC kembali. Ini menunjukkan bahkan stablecoin berbasis fiat juga membawa risiko sistemik, walau peg akhirnya pulih.)
  • Binance USD (BUSD): Stablecoin dari Binance bersama Paxos yang teregulasi oleh NYDFS. BUSD utama digunakan di exchange Binance dan BNB Chain. Baru-baru ini, regulasi pada 2023 menghentikan Paxos menerbitkan BUSD baru, sehingga BUSD mulai dihentikan. Peristiwa ini menunjukkan kuatnya dampak regulasi terhadap stablecoin.
  • Dai (DAI): Stablecoin desentralisasi yang sudah dibahas. DAI memiliki kapitalisasi pasar lebih kecil daripada USDT/USDC, namun sangat berperan di ekosistem DeFi sebagai stablecoin asli kripto tanpa penerbit terpusat. MakerDAO konsisten menjaga peg DAI, bahkan dalam situasi pasar ekstrem.
  • Pendatang Baru (misal, PYUSD): Tahun 2023, PayPal meluncurkan PYUSD, stablecoin dolar AS pertama dari perusahaan fintech besar. Ini menjadi bukti semakin kaburnya batas antara kripto dan finansial tradisional. Banyak perusahaan dan bahkan pemerintah (lewat Central Bank Digital Currencies, atau CBDC) kini mengembangkan mata uang digital bernilai stabil.

Risiko dan Pertimbangan Stablecoin

Walaupun stablecoin terlihat sederhana, pengguna perlu memahami beberapa risiko dan kontroversi:

  • Risiko Counterparty: Untuk stablecoin berbasis fiat seperti USDT atau USDC, Anda bergantung pada penerbit yang jujur dan profesional. Di dunia kripto ada pepatah “Don’t trust, verify”; namun pada stablecoin terpusat, Anda tetap perlu percaya bahwa dana benar-benar ada di bank. Tindakan regulator atau mismanajemen bisa memengaruhi stablecoin tersebut. Dalam kasus ekstrem, penerbit dapat membekukan aset (Tether dan Circle pernah memblokir alamat atas permintaan penegak hukum) atau gagal menukarkan. Jadi, meski stablecoin relatif stabil, terdapat risiko penerbit yang berbeda dengan risiko pasar.
  • Desentralisasi vs Sentralisasi: Komunitas kripto idealis cenderung memilih DAI atau stablecoin serupa dibanding USDT/USDC karena DAI tidak dikontrol satu perusahaan yang bisa ditekan atau mengendalikan cadangan. Namun, DAI tetap memiliki risiko—akses dan stabilitasnya bergantung pada smart contract dan nilai jaminan (yang kini ironisnya sering berupa USDC).
  • Risiko Kehilangan Patokan Nilai (Peg): Stablecoin kadang mengalami deviasi dari nilai patokannya. Biasanya hanya sementara dan kecil (misal $0,98 ke $1,02) karena dinamika pasar. Namun, pada stablecoin algoritmik seperti UST, kegagalan peg bisa sangat fatal. Jika Anda melihat harga stablecoin jauh di bawah $1, itu pertanda adanya masalah. Contohnya, USDT di harga $0,90 menandakan kekhawatiran atas cadangan Tether atau risiko lainnya. Selalu waspada dan cari informasi jika stablecoin yang biasanya stabil menjadi tidak stabil.
  • Regulasi: Stablecoin menjadi fokus regulator sebab menciptakan “ekonomi dolar” paralel. Pemerintah khawatir tentang pencucian uang, perlindungan konsumen, dan dampak terhadap sistem keuangan tradisional. Regulasi sedang berkembang—misalnya, kerangka MiCA Uni Eropa pada 2024 akan menetapkan standar bagi penerbit stablecoin. Kita akan melihat lebih banyak audit, persyaratan cadangan, hingga stablecoin versi bank sentral (CBDC). Bagi pengguna, regulasi bisa menjadi pedang bermata dua: meningkatkan kepercayaan dan keamanan, tetapi juga berpotensi mengurangi desentralisasi dan kebebasan global stablecoin.

🔑 Istilah Kunci:

  • Stablecoin: Kripto yang dirancang agar memiliki nilai stabil, biasanya dipatok pada mata uang fiat seperti USD. Stabilitas diperoleh melalui berbagai metode (cadangan atau algoritma), menjadikannya instrumen utama trading dan pembayaran tanpa volatilitas.
  • Patokan Nilai (Peg): Nilai target yang dijaga stablecoin. Misal, peg USDT adalah 1 USDT = $1. Jika harga pasar bergeser, arbitrase akan mengembalikan nilai dengan trading (misal 1 USDT = $0,99, trader membeli lalu menukar ke $1, memperoleh keuntungan dan menurunkan suplai).
  • Jaminan (Collateral): Aset yang dijadikan jaminan untuk mendukung nilai stablecoin. Stablecoin berbasis fiat menggunakan fiat atau aset setara; stablecoin berbasis kripto menggunakan kripto. Jaminan yang memadai sangat penting untuk menjaga kepercayaan pasar terhadap stablecoin.
  • Penukaran (Redemption): Proses menukar stablecoin dengan penerbit untuk mendapatkan aset dasar (misal, menukar USDC dengan USD dari Circle). Mekanisme ini, biasanya untuk institusi, menjaga nilai stablecoin tetap di $1, karena jika harga menyimpang, arbitrase akan mendorong peg kembali (beli murah, tukar ke $1, atau terbitkan baru lalu jual tinggi).

💡 Apa Artinya Stablecoin bagi Pengguna Gate: Stablecoin adalah solusi terbaik untuk fleksibilitas di Gate.com. Misal, Anda menjual Bitcoin dan belum ingin menarik dana ke fiat atau bank—Anda dapat mengonversi ke stablecoin seperti USDT atau USDC dan menyimpannya di akun Gate.com. Nilainya tetap sekitar $1 per koin, sehingga Anda bisa membeli aset lain atau menarik dana kapan pun tanpa khawatir fluktuasi nilai interim. Gate.com mendukung beberapa stablecoin, dengan USDT menjadi salah satu pasar teraktif. Banyak pengguna memanfaatkan stablecoin untuk perdagangan (misal, beli altcoin dengan USDT lalu jual lagi ke USDT) sehingga lebih mudah menghitung untung/rugi dalam dolar. Jika ingin menarik dana, Anda bisa menukar kripto ke stablecoin lalu menggunakan layanan penarikan atau konversi Gate.com untuk mendapat fiat, yang biasanya lebih lancar daripada trading BTC langsung ke bank. Singkatnya, stablecoin memberi Anda tempat aman di Gate.com untuk jeda perdagangan, mitigasi volatilitas, atau menyimpan dana secara stabil. Stablecoin adalah instrumen penting dalam strategi kripto Anda—manfaatkan dengan bijak!

Pernyataan Formal
* Investasi Kripto melibatkan risiko besar. Lanjutkan dengan hati-hati. Kursus ini tidak dimaksudkan sebagai nasihat investasi.
* Kursus ini dibuat oleh penulis yang telah bergabung dengan Gate Learn. Setiap opini yang dibagikan oleh penulis tidak mewakili Gate Learn.